Gunung Kidul, Yogyakarta, terkenal tidak hanya dengan keindahan alam tapi juga kuliner ekstrem yang mengundang rasa penasaran salah satu nya adalah kelelawar bacem.
kuliner ekstrem Yogyakarta dengan olahan daging kelelawar buah yang sudah turun-temurun disajikan oleh masyarakat setempat. Meskipun terdengar ekstrim, citarasa manis dan tekstur khasnya menjadikan hidangan ini banyak pemburu kuliner penasaran. Artikel Kuliner Ekstrim akan mengajak pembaca menyelami kuliner ekstrem Gunung Kidul, Yogyakarta ini.
Daftar Isi
Asal-Usul Dan Tradisi Kelelawar Bacem Gunung Kidul
Kelelawar bacem merupakan hasil olahan daging kelelawar buah yang biasanya diperoleh dari pemburu di kawasan tebing Pantai Selatan Gunung Kidul. Tradisi mengolah kelelawar sudah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian dari warisan budaya lokal. Proses memasak kelelawar menggunakan metode bacem yang mencampurkan rempah dan gula merah hingga meresap ke dalam daging.
Menu ini tidak hanya dikenal unik tapi juga dipercaya memiliki khasiat sebagai obat tradisional untuk penyakit asma, kencing manis, dan asam urat. Masyarakat setempat menjual satu ekor kelelawar bacem dengan harga bervariasi, mulai dari Rp7.000 hingga Rp15.000, tergantung ukuran dan kualitasnya.
Bolak balik proses berburu dan olahan ini menjadikan kelelawar bacem bukan sekadar sajian ekstrem tapi juga simbol kekayaan kuliner dan budaya yang tahan uji waktu di Gunung Kidul.
Cara Pengolahan Dan Cita Rasa Kelelawar Bacem
Setelah diburu, kelelawar dikuliti, dibersihkan, dan dagingnya dicuci untuk menghilangkan bau khas. Selanjutnya daging direbus bersama berbagai bumbu pilihan, termasuk gula merah, bawang putih, dan rempah-rempah lain dalam proses bacem yang membuat cita rasa manis dan gurih meresap sempurna.
Tekstur daging kelelawar bacem biasanya sedikit alot, tapi sensasi renyah datang dari tulang kecil yang ikut dimakan. Kombinasi rasa manis bacem ini yang memikat banyak lidah pemburu kuliner ekstrem. Warung-warung di Panggang dan sekitarnya menawarkan menu ini sebagai sajian khas yang wajib dicoba.
Tak jarang wisatawan hingga pecinta kuliner dari berbagai daerah datang khusus untuk menikmati makanan ekstrem yang sarat tradisi ini. Meski tampak luar biasa, makanan ini memberikan sensasi unik yang mengejutkan banyak orang.
Baca Juga: Sambal Walang Sangit: Sensasi Pedas Dan Gurih Kuliner Ekstrem Yang Menggoda Selera
Manfaat Kesehatan Dan Keunikan Budaya
Selain nilai kuliner, kelelawar bacem ini dipercaya memiliki khasiat medis tradisional. Masyarakat Gunung Kidul menyantap kelelawar sebagai bagian dari pengobatan alami untuk penderita asma dan penyakit metabolik lainnya. Khasiat ini jadi salah satu sebab mengapa makanan ini tetap laris manis meski dianggap ekstrem oleh sebagian orang.
Budaya mengolah dan menyantap kelelawar bacem juga memperkuat identitas lokal sebagai daerah dengan tradisi kuliner yang berbeda dan berani tampil unik. Kuliner ini tidak hanya sekadar makanan, tapi juga bagian dari ritual dan kebiasaan yang diwariskan turun-temurun.
Keunikan ini menjadikan Gunung Kidul sebagai destinasi wisata kuliner yang menarik sekaligus memberikan gambaran keberagaman budaya Indonesia yang kaya.
Tantangan Dan Prospek Kuliner Ekstrem
Meski menarik, kuliner kelelawar bacem menghadapi tantangan, terutama soal ketersediaan bahan baku yang tergantung hasil buruan dan isu kesehatan global seperti wabah virus yang menular dari hewan liar. Namun, pelaku usaha kuliner terus memastikan proses olahan yang higienis dan aman untuk konsumen.
Upaya pelestarian tradisi sekaligus inovasi cita rasa menjadi kunci agar kuliner ekstrem ini tetap diminati tanpa mengabaikan aspek keselamatan. Wisata kuliner lokal terus didukung oleh pemerintah dan komunitas agar jadi bagian promosi budaya yang berkelanjutan.
Dengan terus diperkenalkan secara positif, kelelawar bacem tak hanya jadi sajian ekstrem, tapi juga ikon kuliner Gunung Kidul yang patut dibanggakan dan dicoba.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua kuliner ekstrim di dunia lainnya hanya di Kuliner Ekstrim.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari travel.kompas.com
- Gambar Kedua dari kabarhandayani.com