Tradisi minum darah ular di Asia masih bertahan hingga kini sebagai simbol keberanian dan kekuatan di beberapa negara.
Namun di balik kepercayaan turun-temurun tersebut, tersimpan bahaya serius bagi tubuh dan lingkungan. Simak fakta menarik, kontroversi, serta risiko medis dari tradisi ekstrem yang menggabungkan antara budaya, mitos, dan tantangan zaman modern ini.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Kuliner Ekstrim.
Daftar Isi
Keunikan Tradisi Asia Yang Menarik Perhatian
Darah ular dikenal sebagai salah satu minuman ekstrem yang masih dikonsumsi di beberapa negara Asia seperti Vietnam, Tiongkok, dan Thailand. Tradisi ini sudah berusia ratusan tahun dan dipercaya memiliki khasiat kesehatan, terutama untuk meningkatkan stamina dan vitalitas pria.
Di Vietnam, konsumen bisa menemukan warung khusus yang menyediakan menu darah ular segar. Jenis ular yang digunakan umumnya adalah kobra atau ular piton karena dianggap memiliki energi kuat. Prosesi penyajian dilakukan secara terbuka di depan pelanggan sebagai bentuk hiburan sekaligus memperkuat kepercayaan akan khasiatnya.
Meskipun terlihat ekstrem, bagi sebagian masyarakat lokal, minuman ini merupakan bagian dari identitas budaya dan simbol keberanian. Mereka menganggap bahwa meneguk darah ular menandakan seseorang siap menghadapi tantangan hidup dengan semangat yang tinggi.
Disebut Memiliki Manfaat Istimewa
Banyak penganut pengobatan tradisional meyakini bahwa darah ular memiliki manfaat untuk meningkatkan vitalitas, memperkuat daya tahan tubuh, dan menyembuhkan gangguan kesehatan seperti rematik atau tekanan darah rendah. Bahkan, beberapa praktisi herbal medicine di Tiongkok memasukkan darah ular dalam ramuan obat.
Selain darah, empedu dan daging ular juga sering dikonsumsi bersama untuk memperoleh manfaat maksimal. Campuran tersebut biasanya diminum dalam satu kali teguk agar efeknya langsung terasa. Beberapa restoran di Asia Timur menjual paket khusus yang mencakup darah, empedu, dan arak dalam satu hidangan.
Namun, tidak sedikit ahli medis yang meragukan klaim tersebut. Menurut pakar kesehatan, belum ada bukti ilmiah kuat yang membuktikan bahwa darah ular memberikan manfaat signifikan bagi tubuh manusia. Bahkan, konsumsi tanpa pengolahan yang benar justru dapat menimbulkan risiko infeksi karena bakteri dan parasit berbahaya yang hidup dalam darah reptil.
Baca Juga: Gorengan Ulat Sagu Papua, Sensasi Gurih Dari Hutan Tropis Timur Nusantara
Risiko Kesehatan dan Bahaya Konsumsi
Meskipun populer, konsumsi darah ular sejatinya sangat berisiko. Salah satu bahaya utama adalah penularan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa jenis bakteri seperti Salmonella dan Leptospira diketahui dapat menyebabkan infeksi berat jika darah dikonsumsi mentah.
Dokter hewan dan ahli toksikologi menegaskan bahwa darah ular bukan sumber nutrisi yang aman. Kandungan proteinnya memang tinggi, tetapi tanpa proses sterilisasi, risikonya jauh lebih besar daripada manfaat yang diklaim. Mereka mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya pada mitos kesehatan yang beredar tanpa dasar medis yang jelas.
Pemerintah di beberapa negara telah memperketat aturan penjualan produk yang berasal dari satwa liar, termasuk ular. Langkah ini dilakukan untuk mencegah praktik berisiko sekaligus melindungi populasi hewan yang mulai menurun akibat perburuan berlebihan demi memenuhi permintaan pasar darah ular.
Antara Warisan Budaya dan Kontroversi
Bagi sebagian besar masyarakat, minum darah ular bukan sekadar ritual ekstrem, melainkan bagian dari kebudayaan kuno yang diwariskan turun-temurun. Tradisi ini sering dianggap sebagai simbol ketangguhan dan kehormatan. Namun, di era modern, kebiasaan ini menimbulkan perdebatan antara pelestarian budaya.
Aktivis lingkungan dan pecinta satwa menilai bahwa praktik tersebut tidak lagi sesuai dengan konteks masa kini. Mereka mendorong masyarakat agar beralih ke bentuk wisata kuliner yang lebih aman dan tidak merugikan satwa liar. Di sisi lain, para pelaku usaha wisata kuliner ekstrem menilai minuman ini tetap diminati.
Pemerintah di beberapa kota seperti Hanoi dan Bangkok mulai mengeluarkan peraturan ketat terkait penyajian minuman ekstrem tersebut. Restoran diwajibkan memiliki izin khusus dan memastikan ular yang digunakan berasal dari peternakan resmi, bukan hasil perburuan liar.
Buat kalian yang ingin mendapatkan berita terbaru dan terupdate yang tentunya terpecaya hanya di Kuliner Ekstrim.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari www.idntimes.com
- Gambar Kedua dari health.kompas.com