Casu Marzu adalah salah satu sebuah kuliner yang sangat ekstrem berasal dari negara Italia, tepatnya dari wilayah Sardinia.
Keunikan dari keju ini tidak hanya terletak pada proses pembuatannya yang berbeda dari keju-keju lainnya, tetapi juga pada bahan yang terkandung di dalamnya, yaitu larva hidup yang berasal dari lalat keju.
Keju ini memiliki rasa yang sangat khas dan tekstur yang lembut, namun karena cara pembuatannya yang kontroversial, Casu Marzu sering kali menjadi bahan pembicaraan di kalangan pecinta kuliner ekstrim. Dalam artikel Kuliner Ekstrim ini, kita akan menjelajahi asal-usul, cara pembuatan, serta kontroversi yang menyelimuti Casu Marzu sebagai salah satu kuliner yang ekstrem dan penuh sensasi.
Daftar Isi
Asal-Usul Casu Marzu
Casu Marzu berasal dari pulau Sardinia, Italia, dan telah ada selama berabad-abad. Keju ini terbuat dari susu domba yang difermentasi, dan selama proses fermentasi tersebut, dimasukkan larva dari lalat keju. Para peternak di Sardinia awalnya menciptakan keju ini sebagai bagian dari tradisi mereka yang kental, di mana mereka memanfaatkan teknik fermentasi alami yang melibatkan larva lalat yang biasa dikenal dengan nama Piophila casei.
Keju ini dimakan dalam keadaan hampir cair, dengan larva hidup yang masih ada di dalamnya. Memberikan sensasi rasa yang sangat khas dan tekstur yang sangat lembut. Meskipun sudah ada selama berabad-abad, Casu Marzu mulai menarik perhatian dunia luar karena kontroversinya yang terkait dengan keberadaan larva tersebut.
Dari Keju Biasa Menjadi Kuliner Ekstrem
Pembuatan Casu Marzu dimulai dengan membuat keju Pecorino tradisional dari susu domba. Setelah keju ini diproduksi, ia dibiarkan dalam kondisi terbuka untuk didatangi oleh lalat keju, yang akan bertelur di permukaan keju. Larva yang menetas akan masuk ke dalam keju dan mulai memakan bagian-bagian dalamnya, menyebabkan fermentasi lebih lanjut dan penguraiannya.
Proses ini mengubah tekstur keju menjadi lebih lembut dan bahkan cair di beberapa bagian. Keju yang dihasilkan ini memiliki rasa yang lebih tajam, sedikit pedas, dan memiliki tekstur yang unik, sangat berbeda dari keju-keju lainnya.
Setelah beberapa minggu, Casu Marzu siap untuk dikonsumsi, dan konsumen yang ingin menikmatinya akan memakan keju ini bersama dengan larvanya yang masih hidup. Namun, keju ini harus dimakan dengan hati-hati. Lalat keju yang menghasilkan larva tersebut dapat terbang keluar dari keju saat disajikan. Yang membuat sensasi makan Casu Marzu semakin ekstrem bagi sebagian orang.
Baca Juga: Mengenal Tamilok, Makanan Ekstrem Khas Filipina yang Kontroversial
Kontroversi dan Status Hukum Casu Marzu
Keju Casu Marzu telah menimbulkan banyak kontroversi, terutama terkait dengan isu kebersihan dan keamanan pangan. Pada tahun 2005, Uni Eropa mengeluarkan larangan resmi terhadap penjualan Casu Marzu di pasar internasional karena dianggap tidak memenuhi standar kesehatan.
Menurut badan pengawas makanan, larva hidup yang terkandung di dalamnya dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti keracunan atau infeksi jika keju tidak diproses dengan baik. Sebagai respons terhadap larangan ini, para pengrajin Casu Marzu di Sardinia mempertahankan tradisi mereka dengan terus membuat keju ini secara ilegal dan menyajikannya hanya untuk konsumsi lokal.
Meskipun demikian, Casu Marzu tetap menjadi bagian penting dari budaya kuliner Sardinia. Banyak orang yang membela keberadaan keju ini sebagai simbol tradisi dan warisan kuliner yang harus dilestarikan. Meskipun ada potensi risiko terkait dengan konsumsi larva hidup.
Casu Marzu Dalam Dunia Kuliner Ekstrem
Di luar kontroversinya, Casu Marzu telah menjadi daya tarik bagi para pencinta kuliner ekstrem. Keju ini menjadi simbol keberanian dalam dunia gastronomi, terutama bagi mereka yang suka mencoba makanan yang tidak biasa. Bagi sebagian orang, sensasi memakan keju dengan larva hidup memberi pengalaman unik yang tak dapat ditemukan dalam makanan lain.
Di Sardinia, Casu Marzu biasanya disajikan bersama roti dan dimakan langsung dengan larva yang masih bergerak. Keju ini sering dianggap sebagai makanan pesta, disajikan dalam pertemuan atau acara khusus di mana para pengunjung siap untuk menghadapi tantangan kuliner yang ekstrim.
Casu Marzu juga telah menarik perhatian wisatawan kuliner yang ingin mencoba makanan tradisional yang berbeda dari makanan mainstream. Beberapa restoran di Sardinia bahkan menyediakan Casu Marzu sebagai hidangan eksklusif, meskipun dengan risiko hukum yang ada.
Alternatif dan Pengganti Casu Marzu
Karena Casu Marzu sering kali sulit ditemukan di luar Sardinia akibat larangannya, beberapa negara lain di Eropa yang juga memiliki tradisi pembuatan keju ekstrem mulai menawarkan alternatif yang serupa, meskipun tanpa larva hidup.
Misalnya, keju Limburger dari Belgia atau keju Roquefort dari Prancis, keduanya memiliki bau yang sangat tajam dan rasa yang kuat, meskipun tidak mengandung larva. Penggemar kuliner ekstrem di seluruh dunia mencari keju yang memiliki proses fermentasi unik. Meskipun tidak semua keju dapat menandingi kontroversi dan keunikan Casu Marzu.
Kesimpulan
Casu Marzu adalah simbol dari kuliner ekstrem yang menggabungkan tradisi dan kontroversi dalam satu sajian. Keju ini mengundang perdebatan karena proses pembuatannya yang melibatkan larva hidup, serta potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan.
Namun, bagi sebagian orang, Casu Marzu lebih dari sekadar makanan ia adalah sebuah pengalaman kuliner yang penuh tantangan dan keberanian. Meskipun keju ini tidak lagi diperbolehkan untuk dijual secara komersial di Eropa. Casu Marzu tetap menjadi bagian dari identitas kuliner Sardinia yang kaya dan beragam.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari ussfeed.com
- Gambar Kedua dari kompas.com